Rabu, 28 Juli 2010

Cerita Mika part 6

Senin, 11 September 2006 @ 23.06 WIB

Perasaan benci itu berubah menjadi marah.
Aku marah sama Mika, karena dia seharusnya adalah pahlawanku.
Aku marah karena aku sangat membutuhkan dia.
Aku marah, karena dia seharusnya mendampingi aku dan bukan berbaring di tempat tidur seperti sekarang.

Aku marah sama Mika.
Aku marah sama semua orang.
Tapi aku lebih marah lagi sama Tuhan.
Kenapa Tuhan jahat?
Seharusnya yang Tuhan bikin sakit itu remaja-remaja jahat yang selalu menghina penyanggaku.
BUKAN Mika!!
Aku merasa marah sama keadaan ini.
Aku bingung.
Aku tidak tahu harus bagaimana.
Aku jadi menyesal. Kenapa aku harus bertemu Mika?
Kalau aku tidak pernah bertemu dengannya, aku akan tetap sendiri seperti dulu. Itu lebih baik daripada seperti ini.

Waktu itu awal Desember 2004.
Mika ingin berbicara kepadaku.
Dia bilang, aku tidak boleh jadi pacar dia lagi.
Dia bilang, dia mau pergi dan aku tidak boleh ikut.
Rasa benci dan marahku semakin besar. Karena aku tahu Mika BOHONG.
Mika bahkan tidak bisa turun dari tempat tidurnya tanpa bantuan. Mana mungkin dia bisa pergi?
Waktu itu, aku pulang ke rumah dan tidak mau keluar dari kamar.
Aku lepas penyanggaku. Aku tidak tahan dengan rasa sakit di tubuhku. Aku pikir, rasa sakit itu berasal dari tubuhku yang tertekan penyangga.
Namun, ternyata bukan.
Ini bukan karena aku memakai penyangga.
Tapi ini karena MIKA.

Aku menjadi semakin benci dan marah sama Mika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Free Blogger Templates