Rabu, 6 September 2006 @ 15.32 WIB
Waktu itu, Agustus 2004. Perasaanku sama Mika masih tetap sama. Tapi Mika berubah. Sorot mata optimisnya sekarang jadi melemah.
Mika terlihat seperti kelelahan.
Lelah pada sesuatu.
Aku tidak tahu apa.
Lalu, aku menyadari bahwa aku semakin kuat dan Mika menjadi semakin lemah. Aku tidak suka keadaan seperti itu. Mika adalah pahlawanku. Seharusnya dia yang lebih kuat. Bukan aku! Aku tidak suka menjadi kuat. Muka tetap selalu ada untuk aku. Tapi, dia bukan Mika yang aku mau.
Mika bilang, aku tidak boleh merasa jadi yang paling sakit. Karena kalau aku merasa seperti itu, aku tidak akan punya keberanian untuk menolong orang lain. Aku tidak mau dia bilang begitu karena membuatku merasa tidak aman.
Mika seharusnya membuatku merasa aman.
Waktu itu September 2004.
Aku jadi benci sama MIka.
Aku benci melihat dia sakit.
Aku benci melihat dia lemah.
Aku benci melihat dia menggaruk lukanya dan tahu bekasnya tidak akan pernah hilang.
Aku benci kalau dia butuh bantuan untuk sekedar ke toilet.
Aku benci kalau harus melihat Mika seperti itu..
Rabu, 28 Juli 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar