Selasa, 5 September 2006 @ 15.00 WIB
Mika mengisi kehidupanku yang hitam putih dengan penuh warna. Mika adalah penghubungku dengan dunia luar. Hal pertama yang dilakukan Mika untukku adalah, dia mengenalkanku kepada teman-temannya. Mika memaksaku untuk bergaul dengan mereka. Biasanya Mika akan sedikit menjauh dan membiarkan aku untuk memulai percakapan. Sangat sulit dan menakutkan bagiku untuk memulainya. Tapi, aku tidak bisa menolak keinginannya. Aku terlalu menghormatinya. Apapun yang bisa kulakukan agar membuatnya senang, akan kulakukan.
Mika melakukan hal yang sama juga untukku. Seumur hidup, aku belum pernah berlari. Dokter melarangku. Katanya, itu bisa membuat tulang belakangku semakin parah dan semakin sulit untuk dikoreksi.
Tapi Mika adalah laki-laki yang optimis. Dia selalu yakin, bahwa ada yang bisa dia lakukan untukku agar aku bisa berlari.
Waktu itu Mika menggendongku di punggung. Lalu, dia berlari secepat dia bisa. Menakutkan rasanya. Aku memeluk tubuhnya sangat erat. Mika menggenggam tanganku. Aku merasa aman. Tubuhku berguncang di atas punggung Mika. Aku membayangkan kaki Mika adalah kakiku. Aku berlari!! Rasanya nikmat sekali.
Aku merasakan angin bertiuo menerpa wajahku.
Menyenangkan...
Penyangga di punggungku menggesek-gesek kulitku. Pedih rasanya. Tapi aku tidak peduli.
Mika menurunkanku dari punggungnya. Aku tertawa sangat kencang. Aku merasa puas dan tanpa batas. Mika memandangiku dengan bangga. Dia berhasil membuktikan bahwa pasti ada cara untuk membuatku berlari.
Mika membuktikan bahwa dokter itu salah..
Rabu, 28 Juli 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

masih ada cerita mika yang selanjutnya gak mba? hehehe :)
BalasHapusmasih ada kok.. hehe,
BalasHapusinsha alloh akan aku tulis lagi ^^
saya tunggu :)
BalasHapusudaaa :)
BalasHapustapi baru sedikit..
TERHANYUT...
BalasHapus